Sejarah
Wisata dikota Bengkulu
Author by
Hardian
Firdaus,S.PdI
Hai bagi pengunjung situds kami apa kabar sedikit
kami uraikan sejarah wisata propinsi bengukulu mudah-mudahan bermanfaat,berikut
kami uraikan dari berbagai sumber,,,
Rumah Pengasingan Bung Karno
Rumah Pengasingan Bung Karno
Sungguh
tiada dapat dipungkiri bahwa kharisma, ketauladanan dan kematangan jiwa sebagai seorang pemimpin besar yang
terdapat pada diri Ir. Soekarno – Sang Proklamator dan Presiden Pertama
Republik Indonesia – merupakan hasil dari rangkaian proses yang penuh dengan
pahit getirnya perjuangan. Seluruh romantika itu seolah harus beliau alami
sebagai prasyarat untuk mengambil ‘tuah’ untuk mengayomi seluruh rasa dan
gelora Bangsa Indonesia yang akan dipimpinnya di kemudian hari.
Lembaran-lembaran kehidupan telah ‘mengasah’, ‘mengasih’ dan ‘mengasuh’ beliau
hingga akhirnya muncul dari inti bumi, menjadi ‘mutiara pertiwi’ yang menyinari
perjuangan bangsa dengan hati dan jiwa yang tetap membumi.Salah satu lembar
penitis ’tuah’ kepemimpinan itu adalah perjalanan pengasingan ‘Sang Maestro’ di
Bengkulu. Dengan tendensi untuk membuat perjuangan beliau mati, penjajah
Kolonial Belanda mengirim Ir. Soekarno ke Bumi Raflesia yang saat itu sangat
terpencil dan merupakan wilayah ex-kolonialisme Inggris yang ditukar guling
oleh Belanda dengan pulau kecil Singapura di Selat Malaka.Namun siapa nyana,
ternyata di tempat ini justru beliau menerima ‘wangsit keagungan’-nya sebagai
‘kusuma’ bangsa. Hari-hari di pengasingan ternyata bukan lah hari-hari yang
kelam dan sia-sia. Namun justru menjadi hari-hari yang membuat beliau
mendapatkan banyak ’mukjizat’. Dari bumi ’Bengkulen’ ini Sang Proklamator
mendapatkan titisan Pemimpin Besar Nusantara yang disegani oleh seluruh penjuru
dunia. Konon, berbagai spirit pusaka dari Bengkulu selalu menjadi bagian
penting dalam kepemimpinan beliau.Lebih dari itu, kepemimpinan ’Sang Bapak
Bangsa Indonesia Sepanjang Masa’ ini seolah tiada dapat dipisahkan dari
kesempurnaan yang begitu indah dari keteduhan sekeping hati seorang Putri
Bengkulu, Fatmawati. Kehangatan jiwa seorang Fatmawati menjadi penyempurna
segala kebahagiaan dan penghapus segala keluh ’Sang Pemimpin’ dalam meretas
bulir demi bulir keringat perjuangan kemerdekaan bangsa. Dalam segala
kesederhanaannya, ’Sang Bunga Pertiwi’ tampil menjadi ’sandaran hati’
kebanggaan sang suami; menjadi ibu yang mengayomi seluruh anak negeri.
Perjuangan merebut kemerdekaan yang ditasbihkan dengan pernyataan ’Proklamasi
Kemerdekaan’ oleh Sang Proklamator disempurnakan dengan begitu indah oleh ’Bu
Fat’ dengan lentik jari mungilnya yang halus kuning langsat merangkai lembaran
kain ’Merah Putih’ – Bendera Pusaka. Amanah rakyat sebagai Presiden Pertama RI
yang harus diemban ’Bung Karno’ disempurnakan dengan begitu tulus dan bersahaja
oleh Fatmawati sebagai Ibu Negara pertama Indonesia.Kisah pahit getir
perjuangan di pengasingan, keteguhan hati, spirit kejuangan, kebersamaan dengan
rakyat, hingga kisah romantisme sebagaimana dituturkan diatas terekam dengan
begitu lengkap, nyata dan terpelihara dengan baik di sebuah rumah di Jalan
Soekarno – Hatta, Kelurahan Anggut Atas Kota Bengkulu. Rumah yang didiami oleh
Ir. Soekarno semasa pengasingannya di Bengkulu Tahun 1938 s/d 1942.Rumah
kediaman ini menjadi situs sejarah yang sangat penting bagi Bangsa Indonesia
saat ini. Oleh karenanya untuk kepentingan pengembangan dan pemeliharaan
kelangsungan aset sejarah, situs ini berikut areal di sekitarnya telah
direvitalisasi menjadi Kawasan Persada Bung Karno. Dengan ini diharapkan
seluruh ’anak negeri’ dan pengunjung dapat memahami betapa Bengkulu memegang
peranan yang sangat penting bagi lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Datanglah ke Bengkulu, dan rasakan betapa bangganya menjadi Bangsa Indonesia
!!!! (La Fortuna)
Monument Thomas Parr
Monumen Thomas Parr merupakan salah satu objek
wisata sejarah di Kota Bengkulu. Letaknya berdekatan dengan Benteng
Marlborough, hanya berjarak sekitar 170 m di sebelah tenggara. Monumen
berbentuk tugu dengan luas 70 meter persegi dan tinggi 13,5 meter ini dibangun
oleh pemerintah Inggris pada tahun1808 untuk memperingati Residen Thomas Parr
yang tewas dibunuh oleh rakyat Bengkulu.Thomas Parr (1805-1807) adalah pengusa
Inggris di Bengkulu ke empat puluh sembilan yang terkenal sangat keji dan
kejam. Dia diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menggantikan Deputy Governor
Walter Ewer (1800-1805). Semasa memerintah, Thomas Parr menerapkan sistem tanam
paksa untuk membuka perkebunan kopi di Bengkulu. Sudah tidak dapat dihitung
lagi berapa banyak korban nyawa yang melayang selama masa tanam paksa
tersebut.Sampai suatu ketika, kebencian rakyat Bengkulu sudah tidak dapat
dibendung lagi. Pada suatu malam, tepatnya pada tanggal 23 Desember 1807,
rakyat Bengkulu beramai-ramai menyerbu Mount Felix ( Bukit Palik ) rumah peristirahatan
Thomas Parr, tentu dengan maksud ingin menghabisi sang Residen itu. Pada malam
yang naas itu, sang Residen yang lalim tersebut akhirnya terbunuh dengan cara
yang mengenaskan.Atas peristiwa itu, Pemerintah Inggris tidak ambil diam.
Sebagai pemabalasan, tentara Inggris bertindak keji dan membabi buta,
menghancurkan dusun-dusun dan membunuh setiap penduduk yang di jumpainya. Bukan
hanya itu, hewan ternak pun tidak luput dari amukan tentara Inggris yang
kehilangan kendali.Menurut sebuah sumber, Thomas Parr dimakamkam di daerah
tertutup di Fort Marlborough, dengan pertimbangan, untuk menghindari perasaan
penduduk lokal, dan juga dikawatirkan akan digali dan dinajiskan (dikutuk) oleh
penduduk lokal. Demikian juga dengan makam Charles Murray, sekretarisnya yang
telah berusaha menyelamatkan Mr. Parr, dan meninggal pada tanggal 7 Januari
1808. Bagi pemerintah kolonial Inggris,
bagaimana pun juga Thomas Parr tetap dianggap sebagai pahlawan karena jasa dan
pengabdiannya. Oleh karena itu, pemerintah Inggris kemudian mendirikan sebuah
monumen untuk mengenangnya. Monumen tersebut dibangun diatas tanah yang
berlokasi tidak jauh dari pusat ibukota Bengkulu (sekitar 150 kaki) dari Fort
Marlborough. Monumen yang didirikan tanggal 7 Januari 1808 itu, terdapat prasasti
(memori) yang berkaitan dengan peristiwa Mount Felix. Orang-orang Inggris
menyebut dengan nama Parr Monument, sedangkan kelompok elite pribumi Bengkulu
menyebutnya sebagai Taman Raffles (Raffles Park). Penduduk pribumi Bengkulu itu
sendiri lebih akrab menyebutnya sebagai kuburan bulek.Keistimewaan Monumen
Thomas Parr dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik bangunannya dan
aspek sejarahnya. Dilihat dari aspek fisiknya, keistimewaan Monumen Thomas Parr
dapat dilihat dari keunikan arsitekturnya. Monumen berbentuk tugu ini berdenah
segi 8 dan mempunyai tiang-tiang bergaya corinthian (berbentuk bulat seperti
balok kayu yang mengandung makna agar bangunan terlihat kokoh dan berwibawa).
Pintu masuknya terdpat di bagian depan dan sisi kanan dan kiri, berbentuk
lengkung sempurna dan tidak mempunyai daun pintu. Pada salah satu dinding di
ruang dalan tugu terdapat sebuah prasasti, tapi pada saat ini sudah tidak dapat
di baca lagi karena sudah rusak. Bagian atas tugu mempunyai atap yang berbentuk
kubah. Adapun nilai sejarah yang melekat pada monumen ini adalah mengingatkan
masyarakat Indonesia pada besarnya kontribusi rakyat Bengkulu dalam mengusir
penjajahan Inggris dari Nusantara. Monumen yang oleh rakyat Bengkulu disebut
dengan kuburan Bulek ini merupakan simbol perjuangan dan persatuan dalam
mempertahankan hak dan kemerdekaan tanah leluhurnya dari penindasan kolonial
Inggris.Lokasi Monumen Thomas Parr terletak di jalan Ahmad Yani, Kota Bengkulu,
Propinsi Bengkulu Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar